“Bunda…bunda… ayo kita kelumah bude yun…?? Ayolah bun… kiki mau maen ama mas leza bunda juga kangen ama mas leza kan?” pinta kiki pada bundanya.
“Iya sayang tapi kamu ganti baju dulu ya?! Bunda siapin semuanya dulu ya…” jawab bunda
Siang itu bunda dan Kiki pergi ke rumah bude yun yang hanya berjarak 1 gang saja. Sebenarnya Kiki bisa pergi sendiri namun entah kenapa Kiki merasa bunda juga harus ikut. Sesampainya di sana Kiki langsung menuju halaman belakang tempat bermain Reza. Sedangkan bunda menyalami bude yun lalu berbincang-bincang.
Ketika Kiki dan Reza akan bermain, Reza berkata pada Kiki,” Kiki, mungkin ini telakhil kalinya aku maen ama kamu.”
“kenapa?? Kak leza benci kiki ya?? Kiki minta maaf kekak leza kalo punya salah??” Tanya Kiki spontan.
“ndak Kiki nggak punya salah apa-apa ke kak reza, Cuma kata mama reza mau pindah ke Australia”
“Austlalia tuh dimana? Deket bogol ta? Kalo deket nanti Kiki kan bisa minta bunda antelin Kiki ke lumah baru kak leza?!” Tanya Kiki dengan polos.
“Austlalia itu jauh, kata mama kalau mau kesana harus pake pesawat!” Reza memberi tau.
Kiki tiba- tiba langsung meneteskan air matanya, tetes-tetes air mata mengaliri pipi cerrynya.
“Kiki jangan nangis! Ini kakak punya kuncit stlawbely bilu, ini buat kamu! Jangan lupain kakak ya!” seru Reza.
“Makasih kak, tapi kiki mau kakak bukan kuncit ini!!”
“Anggap aja ini kenangan dali kakak, ok?!”
Kiki menghapus air matanya dan tersenyum. ‘kiki nggak bakal ngelupain kakak’janjinya dalam hati.
--------000--------
Aku tersenyum menghadap kaca, sekarang aku sudah smp dan wajahku sudah berubah jadi lebih berminyak, sebal!. Dengan segera aku menguncit rambut lurusku dengan kuncit strawberry biru favoritku. Aku segera mengambil tas dan buku bacaan wajibku lalu beranjak ke ruang makan. aku melihat ayah sudah duduk membaca Koran pagi dan menikmati tehnya.
Aku mengambil sepotong roti dan mengoleskan selai coklat kesukaannya. aku membaca buku sambil menikmati roti, sarapan pagi untukku.
“kamu tuh yo!!!! Masa’ masih sarapan sudah baca buku, buku Campbell lagi ! mbok yo baca yang ringan dikit kek, apa kamu nggak kasihan ama mata kamu?!” bunda mengomel.
“nggak papa koq bun, orang mataku masih sehat walafiat” sahutku dengan santai.
Aku segera menghabiskan roti dan meneguk susu.
“kak abduh cepetan kalo sarapan biar nggak telat!!! Kiki mau ketemu ustazdah Nurul dulu kak! Cepetan!” perintahku pada kak Abduh.
“Bentar ta, kakak ta’ abisin susunya dulu” jawab kak Abduh santai.
Aku langsung menarik kak Abduh itu dan memanggil ayah untuk mengantar kami. Ketika mobil mulai melaju ke sekolah, aku melihat sebuah mobil mewah masuk ke rumah.’siapa itu?’ Tanyaku dalam hati. Ia melanjutkan membaca bukunya. Tidak terasa mobilnya sudah sampai di depan gerbang sekolah. aku melihat Ami, sahabatku, berlari-lari masuk sekolah.’Masih pagi? Ngapain dia lari-lari’ batinku. Ia langsung mengucap salam pada ayah dan turun mobil. Ami menoleh kebelakang dan ia menyadari kalo aku sudah datang.
“Kiki…Kiki….”, Ami berteriak dan menghampiri diriku.
“ Ada apa toh kamu ini? Pagi-pagi udah ngos-ngosan!!”
“Kamu mau ke ustazdah Nurul? Kalo mau ayo bareng?!” ajak Ami.
‘apa aku lupa jelasin ama kalian ya? Ami itu juga sepertiku anak olimpiade Cuma dia di bidang fisika kalo aku Biologi’. ‘Kenapa dia tiba-tiba nyari ustazdah Nurul? Bukanya guru fisika’ aku memandang Ami heran.
“jangan bengong gitu dong! Tentu aja aku nggak nyari ustazdah Nurul tapi nyari Pak Sur!”
Kami berdua itu melangkah kearah ruangan kantor guru. kami berbincang-bincang dalam perjalanan.
“ki, kamu pake kuncit biru itu lagi?”, Tanya Ami.
“ya, emang kenapa? Ada yang salah?”, tanyaku , berbalik.
“apa kamu lupa kejadian waktu mos? Nanti kamu sedih lagi itu kan kuncit favorit mu!”,jelas Ami.
Aku mengingat kejadian itu,”ya udah deh, ku copot aja tapi gimana? Rambutku bisa risih?”
“nih, pake kuncitku aja”, tawar Ami.
“makasih ya”,kata ku
“Sama-sama, oh ya, Kik, kamu tau kalo dikelas kita akan kedatangan anak baru! Dan katanya dia dari Aussie” pekik Ami.
“Aussie? Australia?? Dia laki apa permpuan? Namanya siapa?” Tanyaku beruntun.
“ya, dia laki-laki, namanya Ze kalo nggak salah sih”
“Namanya aneh, ya udah cepetan yuk! Nanti sela’ bel” ajakku padanya.
“sekarang masih jam 6 kalee…. Eh..eh… tapi pak Sur kan mau ke Malaysia, pesawatnya jam 7 lagi! Ayo cepet!” Ami langsung berlari-lari.
Aku hanya menggelengkan kepalanya dan ikut mengejar Ami. Namun informasi dari Ami tadi mengiang di pikiranku,’Aussie ……. Australia….. kak Reza???? Tapi dia kan namanya Ze?? Nggak mungkin dia nggak mungkin kak Reza’.
--------000--------
“tin… tin… “, suara klakson mobil mengagetkan bunda. ‘siapa itu?’ bunda segera membuka pintu depan. Seorang wanita turun dari mobil tersebut. Kemudian di ikuti oleh supirnya yang lalu menurunkan barang bawaan wanita tersebut.
“m..mb..mbak y..yun?? kapan datang ke Indonesia?? Mana Reza?” ucap bunda langsung memeluk wanita itu yang tak lain adalah bude yun.
“Aku sudah di Indonesia sejak 2 hari yang lalu, kami menginap dijakarta dulu baru ke Bogor” ujar bude Yun.”Reza sudah diantarkan di sekolahnya, SMP harapan bangsa Bogor”
“ loh itu kan sekolahnya Kiki? Mbak sengaja atau memang langsung kesitu?” ujar bunda.
“lho, iya ta?! Lha wong aku dikasih tau gurunya Reza, itu sekolah bagus yang ada di Bogor! Mungkin mereka di takdirkan untuk bersatu kembali” , ujar bude perlahan.
Bunda hanya diam,‘Ternyata mbak Yun sudah merencanakan ini, sampai-sampai dia sudah mengurus keperluannya di Indonesia, gimana ya kira-kira reaksi Kiki kalau bertemu Reza lagi? Kontak batin mereka apa tetap bisa sedekat seperti anak kembar yang di pisahkan?’ pikir bunda dalam hati.
--------000--------
Label: Novel 1